Suasana Bulan Suci Ramadhan di Pinogu

Posted by Nol Basar on 00.42 with No comments

WIMPinogu - Bulan suci ramadhan adalah bulan yang dinanti oleh seluruh umat islam diseluruh belahan dunia karna di bulan ini limpahan rahmat Allah SWT tercurah bagi hambaNya yang beriman. Mudik menjadi agenda utama para pelajar dan mahasiswa untuk kembali berkumpul bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman. Pagi itu pada H-1 ramadhan ratusan pelajar dan mahasiswa mengagendakan mudik melalui jalur pendek sepanjang kuang lebih 40 KM, tak perlu mengantri tiket kereta api atau berdesakan dibus penumpang cukup mempersiapkan tenaga dan bekal secukupnya untuk berjalan kaki selama kurang lebih 12 jam perjalan. Suasana riuh ramai gemakan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), suara canda dan tawa iringi langkah mereka sehingga lelahpun tak terasa. Sore itu mereka tiba dengan selamat tanpa kurang sesuatu apapun, keluarga dan sahabat sambut gembira kedatangan mereka. Sebagian dari mereka melaksanakan sholat tarwih berjamaah di masjid dan sebagian lainnya memilih beristirahat karna capek, keheningan malampun jemput mimpi mereka ke alam nirwana. 

Tak ada gema sahur dari toa-toa masjid yang pekakkan gendang telinga, secara sadar seluruh warga tinggalkan mimpinya untuk santap sahur, sembari membangunkan tetangganya yang masih tidur dengan suara nan lembut lagi sopan. 

Gema adzan subuh berkumandang kabut tebal selimuti perkampungan, udara dingin serasa menggerogoti persendian hingga ke sum-sum tulang. Meskipun demikian masjid tampak ramai oleh sapaan hangat para jama'ah yang saling sapa. 

Usai sholat subuh, muda-mudi dan anak-anak pelesiran ke tepi sungai bone. Berbagi cerita, mengenang kisah atau hanya sekedar menikmati suasana kabut di pagi hari. Dingiiiiiiiinnnnn coooyyy, sumpah. 

Matahari mulai menampakkan diri, mengusir kabut tebal dan membagi kehangatan. Orang-orang pun satu persatu memilih pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan ikan-ikan yang masih bermain kian kesana-kemari hanya tapak kaki yang menjadi saksi bahwa pagi ini sungai bone ramai sekali. 

Siangnya warga beraktifitas seperti biasa, ada yang ke sawah, kebun atau bersantai di rumah tetangga sambil ngerumpi tentang persiapan buka puasa nanti. Di pinogu tak ada yang buka warung makan disiang hari, karna di pinogu memang tak ada warung makan. Adanya cuman kantin sekolah yang buka saat sekolah aktif proses belajar mengajar. 

Sore hari, menjelang buka puasa tak ada acara ngabuburit yang tampak hanya anak-anak yang asyik bermain mercun/petasan, pemudanya bermain takraw serta pemudinya bermain volly, sisanya menonton pertandingan. Jumlah penonton volly lebih banyak ketimbang takraw. Entah mengapa? saya juga tidak tahu dan saya tidak mau tahu, makanya saya tidak bertanya kepada penontonnya. 

Suara pengajian dari radio mulai terdengar dari toa-toa masjid, warga mulai berduyung-duyung ke masjid untuk melaksanakan buka puasa bersama. Buka puasapun terasa khidmat, anak-anak hingga orang tua duduk secara terartur menanti beduk buka puasa, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah. 

Tiba saatnya sholat tarwih, masjid penuh sesak dengan jamaah, udara dingin tak mampu sejukkan dalam masjid sehingganya takmirul menyalakan dua buah kipas angin yang menempel di dinding yang berada didepan jamaah. 

Sudah menjadi tradisi di pinogu usai sholat tarwih warga mengadakan pengajian di masing-masing desa yang diselenggarakan di rumah warga yang dibentuk menjadi 30 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 6 kepala keluarga. Pengajian akan digilir setiap malamnya dari kelompok satu ke kolompok lainnya, setiap kelompok bertanggung jawab menyediakan takjil (makanan kecil/beragam jenis kue) untuk disajikan bagi mereka yang datang pada malam itu. Anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua datang berkumpul ditempat pelaksanaan pengajian. Mereka menyelesaikan satu juz setiap malamnya, yang dimulai dari ba'da tarwih hingga pukul 24.00 waktu setempat. 

Ditempat terpisah ada juga sekolompok anak muda yang menghabiskan malam dengan bernyanyi bersama, bercanda ria atau hanya sekedar pacaran dan berbincang seadanya. 
Categories: