Aidodo De Pinogu / Come To Pinogu

Jumat, 07 Oktober 2016

Daftar Kebutuhan untuk Rumah Baca Lipu'u Pustaka Gorontalo Pinogu

No  Jenis Barang  Jumlah Barang  Harga Satuan  Total Harga  Ket 
1 Buku  Tak Terhingga   -  -
2 Rak Buku 3  Rp    1,000,000  Rp    3,000,000
3 Cat 5  Rp        250,000  Rp    1,250,000
4 Ruang Baca 1  Rp    5,000,000  Rp    5,000,000
5 White Board 1  Rp        500,000  Rp        500,000
6 Karpet 5  Rp        150,000  Rp        750,000
7 Instalasi Listrik  1  Rp    2,000,000  Rp    2,000,000
8 Baligo Papan Nama 1  Rp        500,000  Rp        500,000
9 Lainnya  1  Rp    1,000,000  Rp    1,000,000
Total   Rp  14,000,000

Pinogu Membaca, Antara Minat dan Fasilitas.

WIMPinoguLipu’u Pustaka Gorontalo,yang pada awalnya hanyalah sebuah Rumah Baca biasa tempat berkumpulnya anak anak kompleks yang keluyuran saat waktu tidur siang kini melebarkan sayapnya menjadi Pustaka Bergerak yang menjemput pembaca langsung di mana saja mereka berada.Hal ini dilakukan karena melihat minat baca anak-anak Gorontalo yang berbeda-beda sesuai dengan lingkungan di mana mereka berada.Salah satu tempat yang menjadi target utama adalah Kec.Pinogu dibandingkan dengan tempat yang lain akses untuk ke daerah ini masih tergolong sulit.Namun hal tersebut bukanlah hambatan yang berat,melihat minat baca anak-anak Pinogu yang sangat besar.Dengan bermodalkan buku bacaan yang didonasikan oleh beberapa teman akhirnya kami dapat mewujudkan  program kami tersebut.
Saat Rumah baca dibuka minat anak anak setiap hari tak pernah berubah bahkan mereka mencegat para relawan saat akan turun meninggalkan Pinogu.Selain sebagai tempat membaca kami juga membuka bimbingan belajar untuk Siswa SMU,khususnya bagi kelas 3 yang akan menghadapi Ujian Nasional.
Namun yang amat disayangkan adalah minat anak anak yang tinggi tersebut tidak mampu kami seimbangkan dengan fasilitas yang memadai.Tempat yang digunakanpun hanyalah rumah dinas guru yang dipinjam dari Kepala Sekolah SD Negeri 1 Pinogu.Selain tidak bisa menampung anak-anak yang datang tempat inipun perlu ada perbaikan.Untuk para donatur yang ingin menyumbang kami melampirkan daftar Kebutuhan Untuk Rumah Baca Lipu’u PustakaGorontalo Pinogu.




Selasa, 13 September 2016

64 Pemuda Riuhkan Pinogu, Siapa Mereka?

Photo by : Natalia Bagou
WIMPinogu - "Dengan diiringi keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia". Penggalan kalimat diatas tentunya tak asing lagi bagi kita masyarakat indonesia, ya' benar penggalan UUD 1945 menjadi landasan kuat bagi ke 64 pemuda untuk berbagi ilmu dan pengalamannya di pinogu. 

Persiapan
Kamis (21/07) sekelompok kecil pemuda yang menyebut diri mereka panitia Kelas Inspirasi Gorontalo, berbincang ringan di kedai kopi "Maksoed" mencanangkan kelas inspirasi untuk pinogu. Tri Budiansyah (Budi) yang didaulat sebagai kepala sekolah menyatakan bahwa "Kelas Inspirasi (KI) adalah gerakan para profesional muda, turun ke Sekolah Dasar selama sehari, berbagi cerita dan pengalaman kerjanya serta memotivasi anak-anak untuk meraih cita-cita". "Kelas inspirasi pinogu merupakan edisi spesial dikarenakan daerahnya ada di tengah-tangah kawasan taman nasional, serta sulitnya akses transportasi" jelas Budi. 

Pendaftaran relawan kelas inspirasi Pinogu yang dibuka sejak Senin (18/07) dan ditutup pada Senin (01/08) ternyata mendapat respon luar biasa dari para profesional muda yang ada di Gorontalo maupun dari luar Gorontalo untuk ikut ambil bagian. Walhasil, kurang lebih 60 orang mendaftarkan dirinya untuk jadi relawan pengajar dan relawan dokumentasi. Setelah melalui prosedur seleksi standar kelas inspirasi, maka panitia menetapkan 17 nama relawan pengajar dan 4 nama relawan dokumentasi yang lulus seleksi. 
"Tidak mudah untuk lulus dan terpilih sebagai relawan dalam kelas Inspirasi karena calon relawan yang mendaftar harus benar-benar memenuhi prasyarat yang tertuang dalam 7 sikap dasar kelas inspirasi; Sukarela, Bebas Kepentingan, Tanpa Biaya, Siap Belajar, Ambil Bagian Langsung, Siap Bersilaturahmi dan Tulus". Tegas Budi. 

Brankaaat...!
Photo By : Natalia Bagou
Kamis pagi (25/08) pukul 10.00 wita, panitia dan para relawan Kelas Inspirasi, berkumpul di sekretariat AJI Kota Gorontalo. Tak lama berselang dua mobil Basarnas memasuki halaman parkir, satu persatu mempersiapkan diri untuk bergegas masuk mobil, tak lupa berpose selfie dulu sebelum berangkat. Tampak dalam rombongan itu mahasiswi STIKES dan dosennya, Pembina Pramuka Kwarcab Bone Bolango, Perwakilan Pustaka Bergerak, serta rombongan Mapala Benua, Zigring, Mapala Stain dan eks Mapala yang telah lebih dahulu tiba di Hungayono. Mereka semua turut mengambil bagian untuk berkegiatan di pinogu bersama Kelas Inspirasi. Sore itu semua anggota tim tiba dengan selamat di Hungayono setelah menempuh perjalanan 1,5 jam dengan kendaraan, dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 3 jam. Langit mulai gelap, senja berganti malam. Masing-masing diri sibuk dengan kegiatan bersih-bersih, dari sabun mandi hingga minyak wangi. Tenda-tenda yang telah dibangun oleh Mapala, telah dihuni oleh insan-insan yang siap rebahan, tapi tunggu dulu sebelum rebahan marilah kita makan malam.  Saat asyik menyantap makanan, perhatian kami teralih oleh cahaya dari kejauhan, nampak beberapa orang muncul dari balik pepohonan, kami kaget bukan kepalang ternyata mereka juga anggota rombongan yang datang belakangan karna harus menyelesaikan tugas kantoran dan baru bisa datang sekarang, untungnya dikawal oleh KPA Karya hitam. Maka lengkaplah sudah, jumlah kami genap 64 orang. 

Jalan Setapak
Jum'at (26/08) - Bangun...bangun.....bangun....pekik suara lantang si kribo yang berkumis dan berjanggut tebal bangunkan semua peserta, waktu menunjukkan pukul lima pagi. Semua segera berbenah, si gundul memimpin apel dan membagi tim. Eks mapala atau tim AU (Asam Urat) menjadi Leader (pemimpin) perjalanan, Pramuka sebagai tim pembuka jalan, Panitia dan relawan Kelas Inspirasi dibagi menjadi tiga tim, Mapala disisipkan pada pada ketiga tim bertujuan untuk menjaga, melindungi dan mengayomi peserta, si Kribo dan si Botak bersam tim Karya Hitam yang menjadi sweeper (penutup berisan) bertugas memastikan bahwa semua peserta tiba di pinogu dengan selamat. Kami start dari Hungayono pukul 08.30 wita. 
Banyak kisah yang terjadi selama perjalanan, masing-masing tim punya cerita sendiri. Tim leader tiba di kantor camat pinogu pukul 19.00 wita dan tim sweeper tiba pukul 23.40 wita, Malam itu semua terlelap memeluk lelah. 

Hari H....
Sabtu (27/08) - Kelas Inspirasi turun ke SDN 1 dan SDN 2 Pinogu untuk menginspirasi anak-anak, dimulai pukul 08.00 wita hingga pukul 13.00 wita. Pramuka memberikan materi di SMP dan SMA, dimulai pukul 08.00 wita hingga pukul 13.00 wita, dilanjutkan dengan mencari jejak dari pukul 16.00 wita dan ditutup dengan upacara unggun api pada pukul 22.00 wita.
Kelas Mendongeng
Photo By : Arsindy Yunikawati
Pustaka Bergerak membuka kelas mendongeng bagi anak-anak sejak pukul 15.00 wita hingga pukul 17.30 wita. STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) memberikan pelatihan kepada para ibu untuk pembuatan jus berbahan dasar kedelai hitam. Semua kegiatan berjalan lancar tanpa ada hambatan yang berarti. 


Pulang....
Esoknya Minggu (28/08) kami pulang dengan bangga karena bisa berbagi dengan masyarakat pinogu, bahkan sekolompok anak rela mengantarkan kami hingga jembatan pohulongo. Mengutip kata pepatah "sejauh engkau berjalan, jarak terjauh adalah jalan pulang", hal ini kami alami saat pulang. Tim terakhir tiba di tulabolo setelah menempuh 35 jam perjalanan, Alhamdulillah kami semua tiba dengan selamat. 

Kamis, 23 Juni 2016

Suasana Bulan Suci Ramadhan di Pinogu


WIMPinogu - Bulan suci ramadhan adalah bulan yang dinanti oleh seluruh umat islam diseluruh belahan dunia karna di bulan ini limpahan rahmat Allah SWT tercurah bagi hambaNya yang beriman. Mudik menjadi agenda utama para pelajar dan mahasiswa untuk kembali berkumpul bersama keluarga dan kerabat di kampung halaman. Pagi itu pada H-1 ramadhan ratusan pelajar dan mahasiswa mengagendakan mudik melalui jalur pendek sepanjang kuang lebih 40 KM, tak perlu mengantri tiket kereta api atau berdesakan dibus penumpang cukup mempersiapkan tenaga dan bekal secukupnya untuk berjalan kaki selama kurang lebih 12 jam perjalan. Suasana riuh ramai gemakan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), suara canda dan tawa iringi langkah mereka sehingga lelahpun tak terasa. Sore itu mereka tiba dengan selamat tanpa kurang sesuatu apapun, keluarga dan sahabat sambut gembira kedatangan mereka. Sebagian dari mereka melaksanakan sholat tarwih berjamaah di masjid dan sebagian lainnya memilih beristirahat karna capek, keheningan malampun jemput mimpi mereka ke alam nirwana. 

Tak ada gema sahur dari toa-toa masjid yang pekakkan gendang telinga, secara sadar seluruh warga tinggalkan mimpinya untuk santap sahur, sembari membangunkan tetangganya yang masih tidur dengan suara nan lembut lagi sopan. 

Gema adzan subuh berkumandang kabut tebal selimuti perkampungan, udara dingin serasa menggerogoti persendian hingga ke sum-sum tulang. Meskipun demikian masjid tampak ramai oleh sapaan hangat para jama'ah yang saling sapa. 

Usai sholat subuh, muda-mudi dan anak-anak pelesiran ke tepi sungai bone. Berbagi cerita, mengenang kisah atau hanya sekedar menikmati suasana kabut di pagi hari. Dingiiiiiiiinnnnn coooyyy, sumpah. 

Matahari mulai menampakkan diri, mengusir kabut tebal dan membagi kehangatan. Orang-orang pun satu persatu memilih pulang ke rumah masing-masing, meninggalkan ikan-ikan yang masih bermain kian kesana-kemari hanya tapak kaki yang menjadi saksi bahwa pagi ini sungai bone ramai sekali. 

Siangnya warga beraktifitas seperti biasa, ada yang ke sawah, kebun atau bersantai di rumah tetangga sambil ngerumpi tentang persiapan buka puasa nanti. Di pinogu tak ada yang buka warung makan disiang hari, karna di pinogu memang tak ada warung makan. Adanya cuman kantin sekolah yang buka saat sekolah aktif proses belajar mengajar. 

Sore hari, menjelang buka puasa tak ada acara ngabuburit yang tampak hanya anak-anak yang asyik bermain mercun/petasan, pemudanya bermain takraw serta pemudinya bermain volly, sisanya menonton pertandingan. Jumlah penonton volly lebih banyak ketimbang takraw. Entah mengapa? saya juga tidak tahu dan saya tidak mau tahu, makanya saya tidak bertanya kepada penontonnya. 

Suara pengajian dari radio mulai terdengar dari toa-toa masjid, warga mulai berduyung-duyung ke masjid untuk melaksanakan buka puasa bersama. Buka puasapun terasa khidmat, anak-anak hingga orang tua duduk secara terartur menanti beduk buka puasa, dilanjutkan dengan sholat magrib berjamaah. 

Tiba saatnya sholat tarwih, masjid penuh sesak dengan jamaah, udara dingin tak mampu sejukkan dalam masjid sehingganya takmirul menyalakan dua buah kipas angin yang menempel di dinding yang berada didepan jamaah. 

Sudah menjadi tradisi di pinogu usai sholat tarwih warga mengadakan pengajian di masing-masing desa yang diselenggarakan di rumah warga yang dibentuk menjadi 30 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 6 kepala keluarga. Pengajian akan digilir setiap malamnya dari kelompok satu ke kolompok lainnya, setiap kelompok bertanggung jawab menyediakan takjil (makanan kecil/beragam jenis kue) untuk disajikan bagi mereka yang datang pada malam itu. Anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua datang berkumpul ditempat pelaksanaan pengajian. Mereka menyelesaikan satu juz setiap malamnya, yang dimulai dari ba'da tarwih hingga pukul 24.00 waktu setempat. 

Ditempat terpisah ada juga sekolompok anak muda yang menghabiskan malam dengan bernyanyi bersama, bercanda ria atau hanya sekedar pacaran dan berbincang seadanya. 

Jumat, 17 Juni 2016

Adat Mandi Lemon Di Gorontalo





WIMPinoguPara wanita di gorontalo menjalani prosesi mandi lemon sebanyak dua kali dalam hidupnya. Pertama saat umur dua tahun Mo Polihu Lo Limu Waw Molubingo (Mandi Lemon dan Khitanan), kedua Mo Polihu Lo Limu Waw Mo Meati (Mandi Lemon dan Pembaeatan) saat memasuki masa remaja yang ditandai dengan datangnya haid (menstruasi). Prosesinya keduanya hampir sama tapi tulisan kali ini lebih spesifik membahas tentang Mandi Lemon dan Pembaetan.

Mandi lemon sudah menjadi adat dan tradisi di gorontalo saat anak gadis beranjak remaja, prosesinya akan dilaksanakan setelah haidnya berhenti. Mandi lemon juga merupakan mandi haid pertama bagi gadis remaja di gorontalo. 

Diawali dengan membacakan sholawat yang dipimpin oleh imam masjid atau tokoh adat setempat, seiring hulango (dukun beranak) memberikan bontho (titik) pada si gadis dibagian tubuh tertentu dengan campuran bedak dan rempah yang sudah dihaluskan. Hulango kemudian melanjutkan ritual ramalan dengan melemparkan potongan jeruk, pala dan cengkih ke dalam loyang.

Selanjutnya ritual mandi lemon, uniknya si gadis duduk di atas cukuran kelapa yang dihiasi dengan batang tebu, setandan buah pisang dan mayang (dari pohon pinang) yang terurai. Si gadis akan dimandikan oleh hulango, disiram dengan air yang telah dicampur dengan daun puring dan bunga serta potongan jeruk purut dari tujuh potong ruas bambu kuning yang didalamnya juga terisi koin logam. Dalam sesi mandi ini, ada tepuk mayang (yang masih terbungkus pelepahnya) kemudian pucuknya di gosokan ke seluruh tubuh. Acara mandi diakhiri dengan memecahkan telur diatas telapak tangan si gadis, disalin dari tangan kiri ke tangan kanan secara bergantian, kemudian meminta si gadis untuk menelan  kuning telur mentah-mentah. 

Dilanjutkan dengan prosesi menginjak piring yang berjumlah 11 buah, 7 buah piring berisi koin logam dan sehelai daun puring, 4 buah piring masing-masing berisi padi, jagung, beras tiga warna (hijau, kunig dan putih) dan tanah yang ditumbuhi rumput padinggi (Digitaria Sanguinalis), serta satu buah wadah plastik yang berisi beras, 7 buah jeruk purut, 7 butir telur ayam, 7 biji pala, dan 7 keping koin logam. Si gadis akan mengitari ke sebelas piring yang dijajarkan di atas kain batik berlawanan dengan arah jarum jam, berputar sebanyak tiga kali.

Prosesi inti yakni pembaeatan, imam wilayah ataupun tokoh adat setempat akan membaeat si gadis sesuai dengan syariat islam. Diawali dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, menjelaskan tentang rukun islam, rukun iman dan rukun ikhsan. Adab terhadap kedua orang tua, tata cara berperilaku dalam keseharian yang diatur oleh hukum adat gorontalo serta nasihat lainnya yang bersesuaian sebagai modal hidup kedepan. Insya Allah Amin.



Senin, 16 Mei 2016

Pemuda Pinogu Bersatu Padu Tantang Anggota TNI

WIMPinogu - Budiyanto Hadju (23), salah satu pemuda asal Desa Tilonggibila, mengumpulkan para pemuda se-kecamatan Pinogu di aula kantor Camat, Kamis (12/05), pukul 20.00 WITA. Laki-laki yang biasa disapa Budi itu, menggelar pertemuan yang dihadiri para pemuda dan karang taruna, yang terdiri dari lima desa. Sekitar 30 pemuda hadir di aula pertemuan. Semua pemuda terlihat semangat. Seketika, suara riuh ramai pecahkan keheningan malam. Hujan deras yang mengguyur, tak mampu padamkan semangat para pemuda itu. Tak hanya laki-laki, tampak pula beberapa orang perempuan ikut bergabung. Pukul 20.30 WITA, Budi mulai angkat suara. Suasana kembali hening seketika. Lalu hanya suara Budi dan nyanyian jangkrik yang terdengar. “Kita harus bantai TNI! Kita harus menang! Kita mesti tunjukan bahwa pemuda Pinogu tak bisa dianggap remeh!” koar Budi, yang membakar semangat para pemuda. Di tengah teriak lantang Budi, seorang pemuda menimpali. “Bagaimana bisa kita mengalahkan mereka (TNI)? Kita tidak pernah latihan sama sekali,” kata pemuda yang memakai topi hitam. Budi menjawab, bahwa para pemuda harus tetap semangat dan berpikir yang terbaik. “Kita harus optimis, kita pasti bisa. Ajak teman-teman lain untuk bergabung!" kata Budi, yang kemudian menyarankan agar mereka yang ikut, segera mendaftarkan nama-nama mereka. Daftar nama-nama itu nanti diserahkan kepada Sekretaris, Fransiska Thayib. Sejurus kemudian, setiap wakil desa menuliskan nama-nama pemuda yang turut andil. Alhasil sebanyak 144 pemuda yang antusias mendaftarkan diri. Keseluruhannya dibagi menjadi 16 tim. Terdiri dari 8 tim putra dan 8 tim putri. Setiap tim beranggotakan 9 orang. Dan semuanya menyatakan diri siap untuk mengikuti pertandingan persahabatan bola voli. Pertandingan tersebut dalam rangkaian kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kecamatan Pinogu. Pertandingan rencananya akan berlangsung selama dua pekan, mulai tanggal 14-28 Mei 2016. Bertempat di lapangan olahraga Desa Bangio, Kecamatan Pinogu, sistem permainan nantinya ½ kompetisi dan akan dimulai pukul 19.00 WITA, sampai selesai. Bagi Anda pecinta bola voli, silakan datang dan saksikan pertarungan sengit antara Pemuda Pinogu vs TNI. Sila baca jadwal pertandingannya di blog ini. Selamat bertanding dan mari kita junjung tinggi sportivitas. SALAM OLAHRAGA

Halo Disana-sini, Pinogu Kini Terhubung Kembali


WIMPinogu - Kamis 12/5, Pinogu kembali mengudara lewat jaringan telekomunikasi, setelah alatnya diperbaiki. BUC (Block Up Converter) demikian yang disebutkan oleh mas Juwari teknisi telkomsel pusat yang didatangkan dari jakarta. BUC merupakan salah satu komponen yang berfungsi untuk mengirim pesan, baik suara maupun pesan singkat. "Penyebab kerusakan bisa bermacam-macam, entah tegangan listrik yang kurang stabil, usia alat atau terkena petir" jelas Juwari. 

Sudah empat bulan lamanya masyarakat pinogu putus kontak dengan famili yang ada diluar kecamatan pinogu, tukang ojek menjadi salah satu alternatif penyampai pesan dari pinogu, begitu pula sebaliknya. Mengiformasikan jika ada keluarga yang hendak mengadakan hajatan pernikahan, ada yang sakit maupun tentang kabar duka. Walaupun tak efektif, namun tak ada pilihan lain bagi masayarakat pinogu. Informasi yang dibawa pun kadang kurang jelas, bahkan sering terlambat dari jadwal kegiatan bila ada pertemuan rapat atau undangan dinas dari pemerintah kabupaten. 

Kini jaringan komunikasi telah aktif kembali, dering handphone terdengar disana sini, halo disana halo disini. Pinogu kini terhubung kembali, masyarakat bergotong royong untuk memindahkan server dari kantor camat lama ke kantor camat baru. semua senang, semua gembira. ucapan terima kasih mengalir dari masyarakat untuk "TELKOMSEL". 

Ucapan terima kasih yang pertama datang dari ketua asosiasi kopi pinogu Nurdin Maini "dengan aktifnya kembali jaringan komunikasi, maka mudah bagi kami untuk mempromosikan kopi pinogu", ucapan terima kasih disampaikan pula oleh Feri Maksoed selaku Babinkamtibmas "terima kasih TELKOMSEL, saya bisa melaporankan gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan cepat. sehingga bisa langsung direspon oleh pimpinan", "terima kasih TELKOMSEL, saya bisa meloporkan stabilitas keamanan dan penangan tindak pidana teroris lebih dini" Arifin Karaka (Babinsa), "Terima kasih TELKOMSEL, kini kinerja desa untuk pelayanan masyarakat bisa lebih cepat", Ismet Nadjamudin (kepala desa Pinogu), "terima kasih TELKOMSEL, saya tinggal menunggu panggilan untuk memuat barang" Kasim Dama (tukang ojek), "terima kasih TELKOMSEL, semoga tahun ini saya tak jomblo lagi" Nila *bukan nama sebenarnya** (Jomblo). 

Pemerintah Bone Bolango juga mengucapkan terima kasih dan sekitar kurang lebibih 2OOO (dua ribu) ucapan terima dari masyarakat Pinogu untuk Telkomsel, terbesit satu harapan besar kiranya di Pinogu bisa dibangunkan tower. Alat yang ada sekarang ini sering kali  mengalami kemacetan,sehingganya pemanfaatannya kurang maksimal, ini meupakan kali ketiga mendatangkan teknisi untuk perbaikan alat. "Besar harapan kami agar pinogu bisa dibangunkan tower, untuk kapasitas pengguna yang lebih banyak" Tutur Abd. Wahab Hajdu (camat pinogu).

Sekarang ini di pinogu ada ratusan prajurit dari beberapa daerah, baik dari manado, bolmong, palu bahkan papua. Yang tergabung dalam TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa) untuk membantu pembangunan jalan, sudah sepuluh hari lamanya mereka ada dipinogu dan selama itu pula mereka tidak bisa menghubungi keluarga. Mereka pun menyambut gembira dengan terhubungnya kembali jaringan telekomunikasi, kini mereka bisa memberi kabar kepada anak, istri dan keluarga tentang keberaadaan mereka di pinogu. 

118 PERSONAL TNI DAN POLRI DI PINOGU UNTUK PENANGGULANGAN TERORIS?


WIMPinogu – Masyarakat pinogu dikagetkan dengan kedatangan ratusan personil TNI yang dipimpin langsung oleh Dandim 1304 Gorontalo, selasa (03/05). Suara nyanyian dengan suara lantang nyaring terdengar saat memasuki pintu gerbang pinogu, sontak masyarakat berkumpul dan bertanya-tanya apakah pinogu menjadi tempat persembunyian teroris?. Sore itu seluruh personil mengadakan apel pengecekan kelengkapan anggota, tim yang datang terdiri dari angota Kodim 1304 (16 Personil), Brigif 22 (51), Armed (25), Zipur (15), AL (2), AU (2), PM (2), Tenaga kesehatan TNI (2), Polisi (5) dan perwakilan Korem (1 orang).

Aripin Karaka selaku babinsa kecamatan pinogu menerangkan bahwa kedatangan TNI dan Polri ke pinogu bukanlah operasi pembasmian teroris, semua personil yang datang tergabung dalam TMMD (Tentara Manunggal Membangun Desa) tujuan utamanya ialah membantu masyarat dalam melaksanakan pembangunan, baik fisik maupun non fisik. “meskipun demikian, TNI yang datang juga memberikan informasi kepada masyarakat tentang penanggulangan teroris dan segera melaporkan kepada petugas jika ada orang yang tidak dikenal dan terlihat mencurikan” jelas Aripin Karaka.


TMMD rencananya akan berada dipinogu selama satu bulan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan rabat beton sepanjang satu kilometer (1 Km) dengan lebar dua meter (2 m) dari anggaran pemerintah sebesar satu milyar (1 M). Bersama TNI masyarakat pinogu bergotong royong membangun jalan, setiap harinya secara bergantian (sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh kepala desa) masyarakat mengambil material pasir dan kerikil di sungai. Tak hanya pria, kaum wanita pun turut berbartisipasi. Bagi yang punya motor mengangkut semen dari jembatan tulabolo ke lokasi pekerjaan dengan jarak tempuh sekitar 40 Km.



Abd Wahab Hadju (Pakuni) selaku camat pinogu mengaku sangat senang dengan program TMMD ini, karena anggarannya bisa dipertanggung jawabkan dengan hasil yang memuaskan. “jika dikerjakan oleh kontraktor, kadang hasil pekerjaan amburadul (berantakan) dan tidak bisa selesai tepat waktu” tutur Pakuni. Pakuni pun bersama kepala-kepala desa terjun langsung membantu masyarakat dan TNI. 

Kamis, 07 April 2016

Jembatan Gantung Pohulongo Kecamatan Pinogu

.